Titik Janda tinggal di perumahan kumuh yang sebagian besar penghuninya buruh. Ia bersahabat dengan mbah Dince, tetangga sebelahnya, seorang waria tua. Mbah Dince membuatnya lebih bijaksana dalam menerima nasib. Karakter-karakter unik di sekelilingnya juga membuat hidupnya lebih menarik sehingga kesedihan tidak terlalu ia rasakan.
Hari berlalu. Ia tidak bisa berbohong lagi tentang kehamilannya. Ia diminta mengundurkan diri. Titik kalut. Uangnya belum cukup terkumpul untuk biaya persalinan. Ia berjuang untuk dapat terus bekerja di pabrik tersebut. Atas bantuan seorang petinggi perusahaan pemilik pabrik, Titik Dewanti Sari atau Titik Manajer, Titik Janda dapat kembali bekerja setelah bayinya lahir. Ternyata kehadirannya kembali menimbulkan permasalahan yang lebih pelik lagi. Masalah tersebut tidak hanya menimpa Titik Janda, namun juga Titik Manajer yang membantunya.
Kisah kedua tentang Titik Manajer, perempuan kuper yang cerdas, serius dan ambisius dalam mengejar karier. Ia diangkat sebagai Manajer SDM untuk pabrik garmen yang baru dibeli oleh perusahaan raksasa tempatnya bekerja. Ia banyak menemui kesulitan dari rekan kerjanya. Belum lagi dari ribuan buruh yang harus ia tangani. Sisi kemanusiaannya bersinggungan dengan kepentingan perusahaan, sehingga kariernya berada di ujung tanduk. Dilema yang ia rasakan membuatnya menjadi terpojok dan hampir putus asa. Selama ini ia memiliki sebuah rahasia yang bisa membuat kariernya cepat melejit. Ia pikir, rahasia tersebut dapat menjadi senjatanya. Ternyata tidak.
Kisah ketiga tentang Kartika atau Titik Tomboy, anak preman kota yang kabur dari rumah sejak remaja. Ia dibesarkan di sebuah lingkungan keras. Itulah sebabnya ia berpenampilan seperti laki-laki. Titik Tomboy tidak kenal takut. Ia emosional dan berani melawan ketidak adilan. Walaupun begitu, sisi lembutnya terkadang keluar karena perasaannya terhadap Anto, sahabatnya, yang juga menyukai dia.
Titik bekerja di sebuah industri rumahan yang memproduksi sandal dan sepatu. Tempat ia bekerja itu sering mempekerjakan anak-anak sekolah karena upah mereka murah. Anak-anak itu sengaja dihadang oleh oknum makelar buruh di depan sekolah dan diiming-imingi uang jajan, sehingga pada akhirnya, mereka memilih untuk bolos sekolah dan bekerja mengelem sandal. Tak jarang, anak-anak itu menjadi ketagihan ngelem gara-gara pekerjaan ini.
Ia pun berjuang sendirian untuk menghentikan keadaan ini. Menurutnya, anak-anak harusnya hanya mengerti belajar dan bermain. Mereka tidak boleh bekerja. Karenanya, Titik pun dengan berani menantang para makelar, yang pada akhirnya mengorbankan dirinya sendiri. Anto pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Produser : Lola Amaria
Sutradara : Bobby Prabowo
Penulis : Charmantha Adjie
Pemeran : Lola Amaria, Ririn Ekawati, Maryam Supraba, Donny Alamsyah
Tanggal edar : Thursday, 02 May 2013
No comments:
Post a Comment