Di kapal itu ia terlibat perdebatan menyebalkan yang mengusik lagi idealismenya. Perdebatan dengan penulis dan pembuat sketsa yang cantik tapi kepala batu, Keumala. Keumala menuduh Langit tak lebih sebagai robot pengeksploitasi perasaan, yang rela mendapatkan momen-momen bagus tanpa meminta izin pada subjek foto. Perdebatan ini justru membuat mereka semakin dekat dan saling memahami. Di kapal juga, mereka berkenalan dengan anak perempuan usil yang cerdas sekaligus optimis menunggu ibu yang belum juga ditemukan pasca tsunami Aceh.
Mereka juga belajar tentang kearifan hidup lewat hikayat-hikayat yang disenandungkan bapak Inong. Keakraban mereka terus terjalin, hingga Keumala pun mengajak Langit untuk tak sekedar berlayar di kapal tapi melanjutkan perjalanan ke Sabang, melanjutkan pencarian tentang senja terindah di nol kilometer Indonesia.
Di Sabang, Keumala justru dibenturkan lagi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang cinta. Setelah ia mengetahui ia justru divonis menderita retinitis pigmentosa, sebuah penyakit menurun yang bisa berujung pada kebutaan.
Produser: Teuku Muhammad Iqbal, Ina Limbong Riung
Sutradara: Andhy Pulung
Penulis: Dirmawan Hatta
Pemeran: Abimana Aryasatya, Nadia Vega, Shilla Vaqa Ismi, Cut Yanti, Arturo GP, Islamuddin, Mahdi Spn, Syeh Jakaria
No comments:
Post a Comment